Kuliah Tamu “International Development and Foreign Aid: Overviewing Canada Experience in Indonesia”

Pemberian hadiah dari pemateri untuk mahasiswa yang telah aktif bertanya.

Pemberian hadiah dari Solveigh Schuster untuk mahasiswa yang telah aktif bertanya.

Mahasiswa antusias dengan penyampaian materi yang diberikan.

Mahasiswa antusias dengan penyampaian materi yang diberikan.

(Dari kiri) Dian Mutmainah, Aswin Riyanto Azis, Pemateri, Darsono Wisadinara, Mely Novyarni melakukan foto bersama pada saat acara Kuliah Tamu

(Dari kiri) Dian Mutmainah, S.IP., MA, Aswin Ariyanto Azis S.IP, M.Devst, Solveigh Schuster, Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana, Ms , Mely Novyarni S.Sos., MM. melakukan foto bersama pada saat acara Kuliah Tamu International Development and Foreign Aid “Overviewing Canada Experience in Indonesia”

Pemberian cinderamata sebuah vandel dari Darsono Wisadinara selaku Dekan FISIP UB dengan selaku pemateri Kuliah Tamu

Pemberian cinderamata sebuah vandel dari Prof. Dr. Ir. Darsono Wisadirana,Ms selaku Dekan FISIP UB dengan Solveigh Schuster selaku pemateri Kuliah Tamu International Development and Foreign Aid “Overviewing Canada Experience in Indonesia”

Malang (24/02/2016) – Kuliah Tamu yang bertemakan International Development and Foreign Aid “Overviewing Canada Experience in Indonesia” merupakan salah satu program rutin setiap tahun yang dilaksanakan Program Studi Hubungan Internasional. Kuliah tamu ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap bagaimana kerjasama luar negeri Indonesia dengan Kanada dalam hal bantuan luar negeri.

Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Nuswantara lantai 7 Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini dihadiri oleh Bapak Dekan FISIP yaitu  Prof.Dr.Ir. Darsono Wisadirana,Ms. Sementara, kuliah tamu ini dimoderatori oleh  Aswin Ariyanto Azis S.IP, M.Devst selaku dosen Program Studi Hubungan Internasional dan pemateri pada kuliah tamu ini adalah Solveigh Schuster sebagai Konselor Pembangunan di Kedutaan Kanada untuk Indonesia.

Kuliah tamu ini menarik banyak partisipasi mahasiswa HI baik dari angkatan 2012, 2013, 2014, bahkan 2015. Pada saat kuliah tamu dimulai, banyak mahasiswa yang antusias. Pada sesi tanya jawab, terdapat banyak mahasiswa yang mengangkat tangan untuk mengajukan pertanyaan. Sebagai bentuk apresiasi, untuk 6 penanya yang terpilih mendapatkan hadiah dari panitia dan Kedutaan Kanada. Pada saat kuliah tamu berakhir, dimeriahkan dengan penampilan akustik dari mahasiswa HI FISIP UB. (AR)

Notulensi acara dapat diunduh di Notulensi dan Berita Acara Kuliah Tamu CIDA

Sosialisasi Technical Barrier to Trade – World Trade Organization (TBT-WTO)

LAB-HI UB, Malang (31/05/2015) Sosialisasi yang diadakan oleh Badan Standarisasi Nasional Indonesia yang bekerjasama dengan Laboratorium Hubungan Internasional Universitas Brawijaya ini membahas tentang sosialisasi oleh BSN betapa pentingnya suatu negara memiliki standarisasi terhadap barang-barang produksi dalam negerinya dan pentingnya pengusaha lokal memiliki standarisasi terhadap barang-barang produksi mereka agar memiliki kualitas daya saing yang baik dengan barang-barang impor.

Kegiatan sosialisasi ini berlangsung di Hotel Universitas Brawijaya Lantai 3 ini mengundang Ika Arlina Prabowo SH, Ir. Erniningsih, dan Suhaimi A. Kasman ST dari pihak BSN, sedangkan, dari prodi Hubungan Internasional adalah Ibu Eva Wishanti. S.IP. Msi. Sebagai pembicara di sosialisasi kali ini, beliau merupakan dosen Program Studi Hubungan Internasional. Sosialisasi ini juga mengundang dosen-dosen program studi Hubungan Internasional dan juga mahasiswa/i Universitas Brawijaya. (bena)

Kuliah Tamu “The Role of Public Policy in Foreign Policy Making”

LAB-HI UB, Malang (29/05/2015) – Laboratorium HI FISIP Universitas Brawijaya kembali mengadakan kuliah tamu yang kali ini menghadirkan seorang pembicara dari luar negeri yaitu Andrew D. Garner, dosen Ilmu Politik dari Wyoming University. Kuliah tamu dengan judul “The Role of Publik Opinion in Influencing Foreign Policy Making” ini dihadiri oleh setidaknya 40 mahasiswa yang tidak hanya berasal dari program studi Hubungan Internasional, tetapi juga dari beberapa jurusan lain di FISIP. Kuliah Tamu kali ini mengambil tempat di Conference Hall yang berada di lantai 7 Gedung Darsono Wisadirana FISIP. Meskipun kuliah tamu disampaikan dengan Bahasa Inggris, pembahasan dalam kuliah tamu ini ternyata tetap bisa dimengerti dan bisa dikatakan sangat menarik mengingat adanya  antusiasme peserta kuliah tamu yang terlihat dari munculnya beberapa pertanyaan kritis untuk pembicara.

Melalui kuliah tamu ini, peserta memperoleh wawasan baru mengenai peran opini publik dalam mempengaruhi pembuatan kebijakan luar negeri. Jika sebelumnya sebagian besar dari peserta menganggap bahwa opini publik berperan besar dan berperan langsung dalam mempengaruhi kebijakan luar negeri, melalui kuliah tamu ini peserta mendapatkan sudut pandang baru bahwa ternyata opini publik, khususnya yang mengambil contoh di Amerika Serikat, tidak berperan besar dan sebenarnya merupakan hasil refleksi yang dipantulkan dari perdebatan di tataran elit politik.

Kendati demikian, opini publik tetap memberikan pengaruh secara tidak langsung dalam pembuatan kebijakan luar negeri yaitu melalui pemilu, popularitas pemimpin, dan situasi ketika opini publik mampu membatasi piihan yang tersedia bagi pembuat kebijakan. Ini tentunya menjadi sebuah wawasan baru yang bermanfaat bagi para peserta untuk memperkaya sudut pandang dalam memahami peranan opini publik dalam mempengaruhi pembuatan kebijakan luar negeri. (ctr)

 

Pembaca yang berminat untuk membaca materi tentang kuliah tamu kali ini dapat mengunduh materi di:Public Opininon and FP

Kuliah Tamu “Cyber Security and National Defense”

LAB-HI UB, Malang (24/04/2015) Kuliah tamu yang rutin diadakan setiap bulan oleh Laboraturium Hubungan Internasional Universitas Brawijaya membahas bahasan anti-mainstream kali ini. Kuliah tamu kali ini membahas tentang Cyber Security and National  Defense di Indonesia. Pembicara kuliah tamu kali ini adalah Bapak Muhammad Salahudien Manggalany, beliau merupakan Pimpinan ID.SIRTII/CC dan Professional Bidang Teknologi Informasi. Kuliah tamu ini dihadiri sekitar 50 mahasiswa Hubungan Internasional. Acara ini dilaksanakan di lantai 7 gedung Prof. Darsono Wisadirana FISIP UB.

Kuliah tamu kali ini pada akhirnya menghasilkan kesimpulan bahwasannya Indonesia belum seperti negara-negara lain yang memiliki proteksi terhadap sistem keamanan IT negara mereka. Kita terbilang kalah dengan negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia dan Vietnam karena kedua negara ini telah memiliki Cyber Army.

Kuliah tamu kali ini mendapat respon positif dari mahasiswa Hubungan Internasional dari berbagai angkatan, dengan banyak pertanyaan yang diajukan dan juga bertukar pikiran, sehingga, diskusi di kuliah tamu ini berjalan. (ben)

 

Bagi pembaca yang ingin mengetahui lebih jauh tentang materi kuliah tamu kali ini, silahkan download materi kuliah tamu berikut:

Cyber_Security and National Defense

Kuliah Tamu : Germany Foreign Policy in Europe and Beyond

1127 Kuliah Tamu Jerman 2

Pada Rabu tanggal 27 November 2013, Program Studi Hubungan Internasional Universitas Brawijaya bekerjasama dengan Laboratorium HI mengadakan kuliah tamu dengan mengundang duta besar Jerman untuk Indonesia, Dr. Georg Witschel. Kuliah tamu kedua pada minggu keempat November ini diadakan di Gedung FISIP lantai 7 pada pukul 16.00 WIB.

Tema yang diangkat pada pada kuliah tamu kali ini adalah mengenai kebijakan luar negeri Jerman dan hubungannya dengan negara-negara di Eropa dan sekitarnya. Antusiasme mahasiswa FISIP khususnya mahasiswa jurusan Hubungan Internasional terlihat dari banyaknya jumlah peserta yang hadir melebihi kuota peserta awal. Dr. Georg mengawali kuliah dengan menjelaskan latar belakang terbentuknya karakter politik Jerman secara runtutan sejarah. Beliau juga secara sepintas mengutarakan pandangan personalnya atas terjadinya penyadapan pemerintah Indonesia oleh Australia, sehubungan dengan pengalaman penyadapan Jerman oleh pemerintah Amerika. Banyak mahasiswa yang terlihat bersemangat melakukan diskusi lanjut, namun karena waktu yang terbatas, hanya enam penanya yang diberi kesempatan mengajukan pertanyaannya yang langsung ditanggapi oleh Dr. Georg.

1127 Kuliah Tamu Jerman